Wah banyak banget ini
artikel saya. Oke, gak usah bertele-tele seperti kalau sedang jual susu kolostrum. Mari langsung saja
kita mulai.
Semua orang pasti memiliki alasan sampai
mereka memutuskan untuk berutang. Sebagian besar yang memutuskan berutang
adalah golongan yang “terpaksa melakukannya”.
Alasan yang sering timbul antara lain: tidak
memiliki uang cash untuk membeli sesuatu atau karena susah untuk disiplin
menabung. Dengan memiliki utang, dia
terpaksa harus menyisihkan secara rutin dari penghasilan bulanannya.
Melihat kondisi di atas, muncul pertanyaan
“apakah setiap orang boleh berutang? Apakah utang kita produktif? Apakah utang
kita itu keinginan atau kebutuhan?”
Mari sesering mungkin
minum susu kolostrum.
Beginilah jawabannya:
KEINGINAN vs KEBUTUHAN
Keinginan dan kebutuhan itu bertolak belakang.
Belum tentu keinginan kita adalah suatu kebutuhan. Sering kali keinginan kita
paksakan dan anggap sebagai kebutuhan.
Akhirnya banyak keinginan yang dibeli dengan
berutang, sampai tagihan kartu kredit membengkak hanya untuk mengikuti tren,
contohnya gadget. Gadget lama masih sangat bagus dan fungsional namun semua itu
terkalahkan oleh keinginan memiliki gadget terbaru yang sedang tren dengan
berutang. Menjadi "trendi" kemudian tidak relevan jika ternyata kita
tidak mampu membayarkan cicilan hutang setiap bulannya.
Keadaan di atas bisa disiasati dengan membuat
rekening untuk tujuan yang lebih spesifik dan terpisah dari rekening
pengeluaran sehari-hari. Alokasikan sebagian uang khusus untuk memenuhi
keinginan pribadi kita, yang dapat digunakan apabila jumlah uang di dalamnya
cukup untuk dibelanjakan. Jika dananya belum mencukupi, maka belum dapat
digunakan. Paling tidak kita memiliki tujuan dibuatnya rekening tersebut.
Jangan sampai anda
punya hutang, jadi jual susu kolostrum
itu merupakan solusi yang tepat untuk menghindari hutang.
JENIS UTANG
Sebaiknya semua bentuk utang yang dimiliki
haruslah produktif. Artinya, memiliki nilai manfaat atau masa pakai yang sesuai
dengan masa waktu pembayarannya. Sebagai contoh, mengambil cicilan rumah dalam
bentuk KPR untuk jangka waktu 15 tahun masih wajar, karena masa pakai rumah
biasanya lebih dari 15 tahun.
Banyak yang akhirnya memutuskan untuk berutang
demi hal yang kurang produktif, atau masa pakainya lebih singkat daripada
jangka waktu pembayaran hutangnya. Contoh: mengambil cicilan handphone selama 2
tahun, untuk masa pakai yang cenderung singkat. Ini biasanya terpengaruh model
terbaru yang akan keluar.
Jika utang yang diambil tidak produktif,
manfaat yang diterima tidak akan sepadan. Barang yang dimiliki dari berutang
pun biasanya tidak terpakai.
Dengan jual susu kolostrum c2joy anda akan
bisa membahagiakan orang-orang sekitar anda. Percaya dan cobalah.
KEMAMPUAN
Setiap orang yang akan memutuskan berutang
tentunya harus melihat apakah dia mampu melakukan pembayaran cicilan yang
diambil dari penghasilan bulanan. Persentase yang baik adalah sebaiknya tidak
lebih besar dari 35 persen penghasilan bulanan, atau yang biasa kita sebut
dengan Debt Service Ratio. Lebih dari itu dikhawatirkan akan mengganggu
cashflow bulanan, karena persentase penghasilannya sebagian besar untuk
membayar kewajiban utangnya.
Komposisi utang terhadap aset pun perlu
diperhatikan. Total utang yang baik, tidak lebih besar dari kepemilikan asetnya
(Liquid and Non Liquid Asset). Persentase yang baik adalah maksimum 50 persen
dari aset yang dimiliki, atau biasa kita sebut dengan Debt To Asset Ratio.
Jika kedua rasio diatas sudah bisa kita
penuhi, maka bisa dibilang kita boleh berutang. Namun perlu kita tinjau pula
pertanyaan di bawah ini.
Dengan langkah tersebut maka kita dapat
mengendalikan kemana larinya uang dan utang kita, apakah utang kita akhirnya
menjadi sesuatu yang produktif, dan apakah kita berutang mengikuti keinginan
atau kebutuhan.
Selamat berhitung dan akhirnya memutuskan
apakah kita pantas dan perlu untuk berutang. Dan
selamat menjadi orang yang jual susu kolostrum di Indonesia dan go global.