Saya sebagai penjual permen hamer candy ingin sedikit cerita yang tidak karuan. Hehe…
Mau libur lebaran. Tapi sebelumnya harus stok berita. Saya
kebagian untuk meliput bisnis barang-barang jadul. Berdasarkan informasi salah
seorang teman, bisnis barang jadul belakangan kian marak saja. Salah satunya,
Cemal Cemil.
Awalnya, saya merasa malas untuk meliput toko ini.
Bayangkan. Untuk mendapatkan nomor telepon ownernya, saya harus menelpon ke
outlet-outlet Cemal-Cemil yang memang sudah tersebar di Jakarta. Setelah dioper
ke sana kemari, akhirnya, saya berhasil mendapatkan nomer ponsel satu dari tiga
pemilik Cemal Cemil. Yeany, namanya.
Dengan suka cita, saya akhirnya menelpon mba Yeany. Tapi
hanya deringan kedua langsung di reject. Mmm… mungkin sedang meeting. Saya
putuskan untuk mengirimkan SMS. Isinya kira-kira meminta waktu luang si mbak
untuk wawancara. Jawabannya sangat singkat. Itu pun saya dapatkan setelah empat
jam menunggu. “Sabtu?,” jawabnya. Lantas, saya tanya lagi jam berapa dan
dimana. Dia hanya membalas, “12″. Maksudnya jam 12 siang.
Silahkan membeli hamer candy!
Saya masih bingung dengan lokasi wawancaranya. Akhirnya,
saya mengirimkan SMS lagi. Kali ini isinya menanyakan tentang tempat wawancara.
Saya menunggu dan menunggu. Tapi tak juga ada jawaban. Hingga keesokan
malamnya, saya mendapat SMS kalau lokasi wawancara dilakukan di outlet Cemal
Cemil di Jalan Kemang Selatan I/20. Ya, saya pun tenang. Saya mendapatkan SMS
itu hari Selasa.
Hari Jumat, saya mengirimkan SMS untuk konfirmasi kepada si
mbak. Tapi tak ada respons sama sekali. Setelah berbicara dengan beib, saya
putuskan untuk tetap datang Sabtu itu meski dengan perasaan malas tingkat
tinggi. Meski dalam hati saya turut ngedumel. “Bisa-bisanya narasumber berlaku
seperti ini.” Setidaknya, dia bisa memberikan jawaban singkat sekadar “Ya” atau
“Tidak”. Tapi tak apa.
Silahakan membeli permen hamer!
Saya dan beib sampai lebih cepat dari perjanjian. Kami sudah
berada di depan Cemal Cemil pukul 11.12. Masih ada waktu setengah jam lebih
untuk menunggu waktu wawancara. Kami boleh menunggu di dalam outlet yang cukup
mungil.
Sembari menunggu, saya dan beib melihat-lihat. Rasa malas
saya tiba-tiba saja pudar. Di outlet ini, saya bisa menemukan makanan masa kecil
yang sudah lama hilang dari peredaran. Yang saya notice pertama kali adalah
telor cicak. Permen ini dibungkus kecil-kecil hingga berenteng tiga dan dijual
seharga Rp 5.000.
Saya tengok di sebelah kiri, banyak juga makanan jadul
lainnya. Hingga suatu ketika, saya pun berteriak kecil, “Ya ampun… masih ada
permen rokok?”. Ini betul-betul mengejutkan. Permen rokok ini merupakan permen
kesukaan saya selain telor cicak sejak kecil. Selain bentuknya yang unik
seperti rokok, dulu saya selalu meniru gaya orang-orang dewasa untuk merokok
dengan permen itu.
Silahkan menciba hamer candy!
Saya semakin suka berlama-lama di Cemal-Cemil. Sebab, di
outlet itu juga ada mainan-mainan jadul lain seperti gangsing, yoyo hingga
balon tiup. Lucu sekali.
Dan ternyata…liputan saya di Cemal-Cemil juga tak seburuk
yang saya kira. Tadinya saya berpikir untuk berhadapan dengan mbak yang irit
SMS itu. Apalagi sebelum jam 12 saya sudah mengabarkan kedatangan saya di
lokasi. Tapi tetap saja si mbak ga ada respon.
Begitulah cerita yang bisa saya bagi dengan Anda sebagai
penjual permen hamer candy. Silahkan
mencoba permen hamer candy saya!!